Liputan6.com, Jakarta Pemerintah Indonesia menargetkan perundingan kerja sama perdagangan Indonesia-Uni Eropa (IEU CEPA) bisa selesai pada akhir 2023 ini. Hal ini disampaikan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartato di sela-sela gelaran Hannover Messe 2023, di Hannover, Jerman.
Airlangga menyatakan, hingga saat ini sudah dilakukan 14 kali perundingan antara pihak Indonesia dan Uni Eropa agar kerja sama ini segera mencapai kesepakatan.
Advertisement
Usai Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Kanselir Jerman Olaf Scholz melakukan pertemuan bilateral, Jerman pun bersedia memfasilitasi agar perundingan perdangan tersebut segera selesai.
"Perjanjian dengan Eropa itu IEU CEPA, karena mereka (Jerman) bagian dari EU. Dan CEPA ini diharapakan pemerintah Jerman bisa menfasilitasi agar penyelesaiannya bisa lebih cepat. Tentu dengan itu 27 negara EU bisa masuk dalam perjanjian tersebut,"
Airlangga menyatakan, pemerintah Indonesia sendiri menargetkan agar perundingan ini bisa selesai pada akhir 2023. "Target pada saat Bapak Presiden di sini pada tahun lalu, kita targetkan akhir tahun ini bisa selesai," tutup dia.
Sebelumnya, Pemerintah terus mendorong agar komoditas sawit dapat masuk ke dalam perjanjian kemitraan antara Indonesia dan Uni Eropa (Indonesia European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement/IEU-CEPA). Hal ini sejalan dengan misi Presiden Jokowi dalam perlindungan dan pengembangan industri sawit.
Menteri Luar Negeri, Retno Marsudi, memastikan pihaknya terus melakukan negosiasi perjanjian dagang dengan eropa salah satunya masalah sawit. Saat ini, diakuinya memang perjanjian tersebut belum tuntas dan akan diselesaikan dalam waktu dekat.
"Kami hanya memastikan bahwa negosiasi dengan uni eropa sawit akan menjadi salah satu elemen yang dinegosiasikan," katanya dalam acara Rakornas Kadin, di Jakarta, Selasa (19/11).
Menteri Retno ingin perjanjian dagang ini bisa menjadi jembatan bagi hubungan kerja sama yang lebih baik antar kedua pihak, khususnya di sektor industri sawit.
Hal ini tak lepas dari riwayat panjang ketegangan Indonesia dengan Uni Eropa terkait industri sawit. Uni Eropa kerap menilai industri sawit memberikan dampak buruk terhadap lingkungan.
Indonesia Kantongi Komitmen Kerja Sama USD 2 Miliar di Hannover Messe 2023
Sektor investasi Indonesia menuai dampak positif dari gelaran Hannover Messe 2023 yang berlangsung di Jerman. Pada ajang pameran teknologi industri terbesar di dunia tersebut, terdapat sejumlah kesepakatan kerjasama yang akan ditandatangani pemerintah dan pelaku bisnis.
“Perjanjian kerja sama ini merupakan capaian dari salah satu sasaran partisipasi Indonesia sebagai Partner Country Hannover Messe 2023, yaitu terwujudnya kerja sama industri dan penanaman modal asing,” kata Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita di Hannover, Jerman, Senin (17/4/2023).
Terdapat 27 perjanjian kerja sama yang ditandatangani Indonesia pada perhelatan Hannover Messe 2023, meliputi satu kesepakatan kerja sama antara Pemerintah Indonesiadan Jerman atau Government to Government (G to G).
Selanjutnya, 4 kesepakatan secara Government to Business (G to B) atau pemerintah dengan pelaku bisnis, dan sebanyak 22 kesepakatan yang dilakukan secara Business to Business (B to B) atau kerja sama yang terjadi antar perusahaan. Total nilai komitmen kerja sama investasi tersebut lebih dari USD 1,9 miliar.
“Adapun 75 persen dari peserta penandatanganan MoU itu berasal dari co-exhibitor Hannover Messe 2023,dan sisanya di luar co-exhibitor. Hal ini menunjukkan bahwa antusiasme co-exhibitor untuk menjalin kerja sama dengan mitra cukup tinggi,” ungkap Menperin.
Agus menyampaikan, kesepakatan G to G yang ditandatangani adalah Pernyataan Kehendak Bersama (Joint Statement Declaration of Intent/JDoI) antara Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian RIdengan Kementerian Federal Urusan Ekonomi dan Aksi Iklim (Federal Ministry for Economic Affairs andClimate Action/BMWK) Jerman tentang Kerja Sama Ekonomi Bersama (Joint Economic Cooperation).
Kemudian, untuk lingkup kerja sama secara G to B, di antaranya meliputi peningkatan sumber daya manusia dalam pembangunan dan transformasi industri 4.0, pengelolaan limbah menjadi energi,pengelolaan limbah dengan menggunakan sirkular ekonomi, serta kolaborasi pembangunan Ibu KotaNusantara (IKN).
Advertisement
Kerjasama Lainnya
Sedangkan, area kerja sama yang dilakukan secara B to B antara lain terkait pengelolaan teknologi energi yang berkesinambungan, serta investasi tentang penggunaan energi solar, pengembangansemikonduktor, peralatan medis dan keamanan industri manufaktur.
Adapula kerja sama tentang pengelolaan limbah menjadi energi, pendirian pusat pabrik kimia danmolding, pendirian pusat pembelajaran, kerja sama dalam ekosistem pengisian ulang kendaraan listrik(electric vehicle-EV) dan informasi digital industri 4.0.
“Selain itu, pengembangan Internet of Things (IoT), mesin Computerized Numerical Control (CNC) millingdan sistem pembelajaran tentang ventilator medis, solusi digital untuk Industri Kecil dan Menengah
(IKM) dan servis secara digital, serta kerja sama pembuatan radar. Para pihaknya terdiri dari berbagaimacam perusahaan swasta dan juga Badan Usaha Milik Negara (BUMN),” sebut Agus.
Pada kesempatan tersebut, Menperin memberikan apresiasi kepada seluruh pihak yang telahmenyatakan komitmennya dalam upaya peningkatan investasi di Indonesia. Upaya ini diyakini akanmengakselerasi peningkatan daya saing industri dan pertumbuhan ekonomi nasional.
“Penandatanganan kerja sama industri ini dapat membawa banyak perubahan dalam peningkatanindustri di berbagai bidang dan juga membuka akses pasar industri yang lebih luas,” ujarnya.